Waktu Kakek Masih Muda
Seorang kakek dengan bangga menceritakan masa mudanya kepada cucunya.
Kakek : "Suatu malam, ketika kakek masih muda dulu kakek pulang
melewati lorong yang gelap. Tiba-tiba kakek di hadang oleh lima orang
perampok. Dengan gagah kakek melawan mereka berlima sehingga
terjadilah perkelahian yang seru. Akhirnya dengan keahlian berkelahi yang
kakek miliki, kakek berhasil menjatuhkan empat orang perampok itu"
Cucu: "Wah, kakek jago juga ya! Trus perampok yg satunya gimana kek?"
Kakek : "Sttttsss.....dia itu yang bawa kakek ke rumah sakit".kata kakek sambil berbisik.
Telpon saja
Telepon berdering di kantor pusat FBI.
“Halo?”
“Halo, apakah ini FBI?”
“Ya. Apa yang Anda inginkan?”
“Saya menelepon untuk melaporkan tetangga saya Adrian Thibodeaux. Dia memiliki narkoba yang disembunyikan di dalam kayu bakarnya!”
“Terima kasih banyak untuk informasinya, Pak.”
Hari berikutnya, para agen FBI turun di rumah Thibodeaux. Mereka mencari kayu bakar di gudang. Menggunakan kapak, mereka membelah setiap potong kayu, tetapi tidak menemukan narkoba. Mereka meminta maaf kepada Thibodeaux dan pergi.
Telepon berdering di rumah Thibodeaux.
“Hei, Adrian! Apakah FBI datang?”
“Yeah!”
“Apakah mereka memotong kayu bakar Anda?”
“Yap”
“Bagus, sekarang giliran Anda untuk menelepon, saya perlu taman saya untuk dicangkuli.”
gimana?
Beli Bang
Pada suatu hari ada seorang pembeli yang sedang tawar-menawar dengan seorang pedagang buah jeruk.
Pembeli : “Bang, berapa jeruknya sekilo?”
Pedagang : “Rp.7500 mas!”
Pembeli : “Buseet, mahal amat… Rp.5000 aja dah!?”
Pedagang : “Kagak bisa mas, harganya udah pas!”
Pembeli : “Kalo enggak manis, gimana bang?”
Pedagang : “Kalo gak manis, enggak usah bayar!”
Pembeli : “Ya udah, kalo gitu yang enggak manis aja 10 kilo!”
Pedagang : “#$%@%&%????…”
Teladan Profesor
Pada suatu hari, di suatu kampus, ketika kuliah sedang berlangsung. Seorang profesor sedang menjelaskan bahan kuliah dan tiba-tiba ia mendengar suara ketukan di pintu.
Mahasiswa: “Permisi, Prof.”
Profesor : “Tidak tahu aturan! Kuliah sudah berjalan satu jam baru datang!”
Mahasiswa: “Maaf, Prof. Saya kira hari ini Bapak Profesor terlambat satu jam seperti biasanya.”
Profesor : “Ya sudah, masuk!”
Kendi beracun
Ketika masih muda, Abu Nawas pernah bekerja di sebuah perusahaan jasa jahit pakaian. Suatu hari majikannya datang membawa satu kendi madu dan karena kuatir madu itu diminum Abu Nawas, maka majikannya berbohong dengan berkata, "Abu, kendi ini berisi racun dan aku tidak mau kamu mati karena meminumnya!!!"
Sang majikan pun pergi keluar, pada saat itu Abu Nawas menjual sepotong pakaian, kemudian menggunakan uangnya untuk membeli roti dan menghabiskan madu itu dengan rotinya.
Majikannya pun datang dan sadar bahwa pakaian yang dijualnya ternyata kurang satu sedangkan madu dalam kendi juga telah habis. Bertanya dia pada Abu Nawas, "Abu!!! Apa sebenarnya yang telah terjadi..?".
Abu Nawas menjawab, "Maaf tuan, tadi ada seorang pencuri yang mencuri pakaian tuan, lalu karena aku takut akan dimarahi tuan, jadi aku putuskan untuk bunuh diri saja menggunakan racun dalam kendi itu...".
SALAH NURUNIN RESLETING
Tumini seorang wanita dewasa pegawai sebuah kantor swasta asing pagi itu mau berangkat kerja dan lagi menunggu bus kota di mulut gang rumahnya. Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.
Bus kota datang, tumini berusaha naik lewat pintu belakang, tapi kakinya kok tidak sampai di tangga bus. Menyadari keketatan roknya, tangan kiri menjulur ke belakang untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya agak longgar.
Tapi, ough, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk menurunkan lagi resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga bus. Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia menurunkan lagi resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong pantatnya dari belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus.
Tumini melihat ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda gondrong yang cengar-cengir melihat Tumini.
“Hei, kurang ajar kau. Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!”
Si pemuda menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum kenal aja berani-beraninya nurunin resleting celana gue.”
LAUT SAMADENGAN ISTIRAHAT
Pak Ujang adalah salah satu warga kota Bandung yang kini tinggal di kota Surabaya. Selama delapan tahun ini dia tinggal di Surabaya bersama sang istri tercinta yang kebetulan asli orang Surabaya.
Seperti pada hari-hari sebelumnya, dia melewati aktifitas hariannya dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang terletak di Surabaya Timur. Sampai suatu sore dia mengalami kejadian yang menggelikan karena selama delapan tahun tinggal di Surabaya dia baru tahu kalau laut (bahasa jawa), dalam bahasa Indonesia berarti istirahat.
Jam dinding telah menunjuk pukul 4 sore, waktunya Pak Ujang beserta karyawan yang lain untuk pulang dari tempatnya bekerja. Sesampainya didepan pintu gerbang perusahaan, ia dihampiri seorang pemuda yang mencoba bertanya kepadanya. “Permisi Pak, nderek tangglet, satpame sampun laut to pak?, tanya pemuda tadi yang diketahui bernama Jono. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Permisi Pak, mau tanya, apakah satpamnya sudah beristirahat?”).
“Sanes Mas, satpame sakeng angkatan darat”, jawab Pak Ujang. (Artinya “Bukan Mas, satpamnya berasal dari angkatan darat”, karena mengira kalau arti dari pertanyaan Si Jono adalah “Permisi Pak, mau tanya, apakah satpamnya dari angkatan laut?”).
Mendengar jawaban tersebut, Jono menjadi bingung. Dalam benaknya Jono berfikir mungkin suaranya kurang lantang sehingga Bapak tersebut kurang mendengar pertanyaannya. Kemudian dia kembali bertanya “Satpame wes laut to Pak?”. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Apakah satpamnya sudah beristirahat?”).
Pak Ujang kembali menjawab, “Sanes Mas, Satpame ndugi angkatan darat”. (Yang artinya “Bukan Mas, Satpamnya dari angkatan darat”).
Mendengar jawaban itu Jono merasa sedikit kesal, kemudian dia memutuskan kembali bertanya dengan memakai Bahasa Indonesia. “Paak...!, apakah satpam di sini sedang beristirahat?”, tanya si Jono.
“Ya..., bener Mas. Satpam disini sedang beristirahat. Memangnya Mas ada perlu apa?”, jawab Pak Ujang yang kembali bertanya kepada Jono.
“Paman saya, namanya Pak Arif adalah salah satu satpam di perusahaan ini. Saya ingin menemuinya karena ada keperluan keluarga yang sangat penting yang ingin saya sampaikan kepadanya”, jawab Jono.
“Anda langsung aja ke bagian informasi yang terletak di gedung A lantai satu”, tutur Pak Ujang sambil menunjuk salah satu gedung yang berwarna biru.
“Terima kasih atas bantuannya Pak”, lanjut si Jono sambil melangkahkan kaki ke gedung A. Pak Ujang pun kembali menghidupkan motornya dan lansung tancap gas menuju rumah.
Sesampainya di rumah, Pak Ujang langsung menceritakan peristiwa tadi kepada istrinya. Spontan saja istrinya tertawa mendengar cerita dari sang suami. Lalu si istri bilang sama sang suami “Mas iku yo’opo seh..., lek dek bahasa Indonesia, laut iku...., artine istirahat”. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Mas itu gimana sih..., kalau di Bahasa Indonesia, laut itu artinya istirahat”).
Spontan aja Pak Ujang tersenyum menahan malu mendengar penjelasan dari sang istri. Dalam hatinya dia berkata “Saya ini sudah delapan tahun di Surabaya, kok saya baru tahu kalau laut itu berarti istirahat”.
Einstein Vs Mr. Bean Suatu hari Einstein dan Mr.Bean ga sengaja ketemu di sebuah taman. Einstein sedang merasa bosan, Mr.Bean pun sedang terlihat santai, lantas Einstein mengajak Mr.Bean bermain sebuah permainan.
Einstein: Bean, kita maen yu.. Permainannya gini, gw kasi pertanyaan ke u, kalo u gabisa jawab, u kasi gw $1 aja. Nah, kalo u ngasi pertanyaan ke gw dan gw gabisa jawab, gw kasi u $1000
Mr.Bean: yayaya (dengan muka khasnya yg tersenyum)
Einstein: Gw dulu ya.. Pertanyaannya.. Berapa jarak dari bumi ke bulan?
Mr.Bean: Hehehe, (langsung merogoh kantongnya dan memberi $1 dan diberikannya uang itu ke Einstein)
Dan sekarang giliran Mr.Bean bertanya
Mr.Bean: My turn... Apakah yang saat naik ke atas bukit menggunakan 3 kaki, dan saat turun menggunakan 4 kaki?
Lalu Einstein dengan cekatannya membuka semua buku yg ada di tasnya, bertanya kepada kolega2nya, rekan2nya, berpikir keras. Tetapi setelah 1 jam berlalu, akhirnya dia menyerah
Einstein: Nih (memberikan $1000 sambil garuk2 kepala)
Mr.Bean: Hehehe (tawa khas Mr.Bean)
Lalu Bean pun hendak pergi dari taman itu
Einstein: Eh tunggu dulu, Bean. Emang jawabannya apa si?
Mr. Bean: hohoho... (lalu dia merogoh sakunya dan memberikan Einstein $1). Gw juga gatau.. :-P
Lalu Bean pun pergi meninggalkan Einstein
Einstein: #$%^(*&^"?>!!
Teknologi Canggih
3 Orang tengah terdiam menikmati kehangatan sauna, yaitu orang dari Amerika, Jepang dan Indonesia. Keheningan didalam ruangan sauna dipecahkan oleh bunyi, ..bip,...bip,....bip...... Orang Amerika membuka telapak tangan kirinya, dan membaca tulisan yang tertulis ditelapak tangannya itu. Dua rekan se 'sauna'nya dengan kagum melihat tulisan yang muncul ditelapak tangan orang Amerika tersebut.
"Oh, telapak tangan saya telah ditanamkan chips, saya dapat langsung menerima pesan SMS tanpa alat , SMS nya langung tampil ditelapak tangan saya,..." ujar si Amerika ketika melihat kedua rekannya bengong.
Sesaat kemudian terdengar dering telepon, orang Jepang mengangkat tangan kanannya, jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima telepon dulu, tangan saya sudah berisi chips, saya dapat menerima dan berbicara melalui 2 jari saya tanpa menggunakan HP" kata si Jepang.
Melihat semua itu, orang Indonesia mulai gugup, Apa yang bisa saya tunjukkan untuk mengalahkan orang orang ini? pikirnya. Karena stress, keinginannya untuk buang air besar tidak tertahankan lagi.
Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang sauna, tetapi karena tidak biasa membasuh bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas toilet masih berjuntai di belahan bokongnya.
Dengan keheranan orang Jepang dan orang Amerika menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tsb dan berkata: "Kertas apa itu yang tergantung dibokong anda...?"
"Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab orang Indonesia tersebut.